Pengobatan sihir yang sudah menimpa pada diri seseorang bisa dilakukan dengan beberapa cara:
Cara pertama
Mengeluarkan sihir tersebut dan menggagalkannya jika diketahui
tempatnya dengan cara-cara yang dibolehkan menurut syariat. Dan ini
merupakan suatu hal yang paling manjur untuk pengobatan orang yang
terkena sihir [1].
Cara kedua
Menggunakan ruqyah yang sesuai dengan syariat, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ruqyah dengan daun bidara
Menumbuk tujuh helai daun pohon sidr (daun bidara) hijau di antara
dua batu atau sejenisnya, lalu menyiramkan air ke atasnya sebanyak
jumlah air yang cukup untuk mandi dan dibacakan ke dalamnya:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“ِAku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk“
اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ
إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ
يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ
السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ
الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang
di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah
tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan
bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Baqarah: 255).
وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ
عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ
مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا
صَاغِرِينَ وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ
الْعَالَمِينَ رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ
“Dan Kami wahyukan kepada Musa:
“Lemparkanlah tongkatmu!”. Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan
apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan batallah
yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah
mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta
meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: “Kami beriman kepada
Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.” (QS. Al A’raf: 117-122).
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ
سَاحِرٍ عَلِيمٍ فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُوسَى أَلْقُوا
مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُمْ بِهِ
السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ
الْمُفْسِدِينَ وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُجْرِمُونَ
“Fir’aun berkata (kepada pemuka
kaumnya): “Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!”
Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka:
“Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan”. Maka setelah mereka
lemparkan, Musa berkata: “Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir,
sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya” Sesungguhnya
Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang
membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan
ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak
menyukai(nya).” (QS. Yunus: 79-82).
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ
وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا
حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا
تَسْعَى فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى قُلْنَا لَا تَخَفْ
إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعْلَى وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا
صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ
حَيْثُ أَتَى فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ
هَارُونَ وَمُوسَى
“(Setelah mereka berkumpul) mereka
berkata: “Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu)
atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?”. Berkata Musa: “Silahkan
kamu sekalian melemparkan”. Maka tiba-tiba tali-tali dan
tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap
cepat, lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami
berkata: “janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul
(menang). Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia
akan menelan apa yang mereka perbuat. “Sesungguhnya apa yang mereka
perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan
menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang”. Lalu tukang-tukang
sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: “Kami telah
percaya kepada Tuhan Harun dan Musa”.” (QS. Thaha: 65-70).
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
,قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ وَلَا
أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا
عَبَدْتُمْ وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ لَكُمْ دِينُكُمْ
وَلِيَ دِينِ
“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah
Tuhan yang aku sembah. an aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang
kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang
aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.” (QS. Al Kafirun: 1-6).
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
,قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha
Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang
setara dengan Dia”.” (QS. Al Ikhlash: 1-4).
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
,قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِنْ شَرِّ
غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِنْ
شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada
Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari
kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan
wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari
kejahatan pendengki bila ia dengki”.” (QS. Al Falaq: 1-5).
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِن
شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ.
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada
Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan
manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, ari (golongan) jin dan
manusia.” (QS. An Naas: 1-6).
Setelah membacakan ayat-ayat di atas pada air yang sudah disiapkan
tersebut hendaklah dia meminumnya sebanyak tiga kali, dan kemudian mandi
dengan menggunakan sisa air tersebut. Dengan demikian, insya Allah
penyakit (sihir) akan hilang. Dan jika perlu, hal itu boleh diulang dua
kali atau lebih hingga penyakit (sihir) itu benar-benar sirna. Hal itu
sudah banyak dipraktikkan, dan dengan izin-Nya, Allah memberikan manfaat
padanya. Pengobatan tersebut juga sangat baik bagi suami-isteri yang
tidak bisa
jima‘ (bersetubuh) karena terkena sihir [2].
***
[bersambung]
Catatan kaki
[1] Lihat
Zaadul Ma’ad (IV/24),
Shahih Al Bukhari (no. 5765) dan
Shahih Muslim (no. 2189), dari ‘Aisyah r
adhiallahu’anha dan
Majmu’Al Fatawa Syaikh Ibnu Baz (III/280)
[2] Lihat
Fatawa Ibnu Baaz (III/279),
Fathul Majid (hal. 263-264), murajaah dan ta’liq Syaikh Ibnu Baaz cet. Daar Ash Shuma’i tahun 1519H, dan
Ash Sharimul Battar fit Tashaddi lis Saharatil Asyraar,
karya Wahid Abdussalam Bali (hal. 109-117). Di sana terdapat juga
ruqyah yang cukup panjang yang insya Allah sangat bermanfaat. Juga lihat
Mushannaf Abdurrazaq (XI/13) dan
Fathul Baari (X/233).
___
Disalin ulang dari buku “
Doa dan Wirid” karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, hal. 431-439, cetakan ke-15, penerbit Pustaka Imam Syafi’i.
Sumber : Muslim.or.id
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.