2. Dengan tiupan dan sentuhan
Membaca surat Al Fatihah, ayat Kursi, dua ayat terakhir surat Al
Baqarah, surat Al Ikhlash, surat Al Falaq, dan surat An Naas sebanyak
tiga kali atau lebih, disertai tiupan dan sentuhan pada bagian yang
terasa sakit dengan menggunakan tangan kanan [1].
3. Membaca dzikir dan doa ruqyah
Membaca beberapa
ta’awwudz, ruqyah, dan doa yang mencakup:
a) Membaca doa berikut:
أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، أَنْ يَشْفِيَكَ
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabb Pemilik Arsy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu” (Diucapkan sebanyak 7x)[2]
b) Orang yang sakit meletakkan tangannya diatas bagian yang sakit seraya mengucapkan:
بِسْمِ اللَّهِ
“dengan menyebut nama Allah” (dibaca 3x)
Kemudian mengucapkan:
أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِن شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحاذِرُ
“Aku berlindung kepada Allah dan kepada kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang aku temui dan yang aku khawatirkan” (dibaca 7x)[3]
c) Membaca doa (sambil mengusapkan tangan kanan kepada orang yang sakit) :
اللَّهُمَّ ربَّ النَّاسِ ، أَذْهِب الْبَأسَ ، واشْفِ ، أَنْتَ الشَّافي لا شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ ، شِفاءً لا يُغَادِرُ سقَماً
“Ya Allah, Rabb Pemelihara manusia,
hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha
Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan hanya kesembuhan dari-Mu,
kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sedikit pun” [4]
d) Membaca doa:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لامَّةٍ
“Aku berlindung kepada kalimat-kalimat
Allah yang sempurna dari setiap syaithan, binatang berbisa, dan dari
setiap mata yang jahat” [5].
e) Membaca doa:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya” [6]
f) Membaca doa:
أَعُوذُ بِكَلِماتِ اللّه التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَمنْ شَرّ عِبادِهِ، وَمِنْ هَمَزاتِ الشَّياطِينِ وأنْ يَحْضرُونِ
“Aku berlindung kepada kalimat-kalimat
Allah yang sempurna dari kemurkaan dan siksaan-Nya, dari kejahatan
hamba-hamba-Nya, dari godaan syaithan, dan dari kedatangan mereka
kepadaku”. [7]
g) Membaca doa:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ
الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ
مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ
اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ كُلِّ طَارِقٍ، إِلاَّ طَارِقٍ يَطْرُقُ
بِخَيْرٍ يَا رَحْمَـٰنُ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat
Allah yang sempurna yang tidak dapat ditembus oleh orang baik maupun
orang jahat, dari kejahatan apa yang telah Dia jadikan dan Dia ciptakan.
Serta dari kejahatan yang turun dari langit, dari kejahatan yang naik
ke langit, dari kejahatan yang tenggelam ke bumi, dari kejahatan yang
keluar ke bumi, dari kejahatan fitnah malam dan siang, dan dari
kejahatan setiap yang datang (di waktu malam), kecuali yang datang
dengan tujuan baik, wahai Rabb Yang Maha Pemurah” [8].
h) Membaca doa:
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ
وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ
الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ
وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ
بِنَاصِيَتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ،
وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ
فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ
عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
“Ya Allah, Rabb langit yang tujuh,
Rabb bumi dan Rabb ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu,
Pembelah biji dan benih, Yang menurunkan Taurat, Injil dan al Furqan
(Al-Qur’an). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang.
Engkau lah yang memegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkau-lah yang awal,
sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak
ada sesuatu. Dan Engkau-lah yang zhahir, sehingga tiada sesuatu pun yang
mengungguli-Mu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang
tersembunyi dari-Mu. Lunasilah hutang kami dan cukupilah kami hingga
terhindar dari kefakiran” [9].
i) Membaca doa:
بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ
شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ، اللهُ
يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ
“Dengan menyebut nama Allah, aku
meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap
jiwa dan mata orang yang dengki. Mudah-mudahan Allah menyembuhkanmu.
Dengan menyebut nama Allah, aku mengobatimu dengan meruqyahmu” [10]
Atau membaca doa:
بِاسْمِ اللهِ يُبْرِيكَ، وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ
“Dengan menyebut nama Allah,
mudah-mudahan Dia membebaskan dirimu dari segala penyakit, mudah-mudahan
Dia akan menyembuhkanmu, melindungimu dari kejahatan orang dengki jika
dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai mata jahat” [11]
Atau membaca doa:
بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ حَسَدِ حَاسِدٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ، اللَّهُ يَشْفِيكَ
“Dengan menyebut nama Allah, aku
meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kedengkian orang
yang dengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai mata jahat.
Mudah-mudahan Allah menyembuhkanmu” [12]
Semua
ta’awudz (doa perlindungan), doa dan ruqyah tersebut
dapat dipergunakan untuk mengobati sihir, kesurupan jin, dan semua macam
penyakit. Sebab ia merupakan ruqyah yang lengkap dan sangat bermanfaat
dengan izin Allah
Ta’ala.
4. Berbekam
Mengeluarkan penyakit dengan melakukan pembekaman pada bagian yang
tampak bekas sihir, hal itu jika dimungkinkan. Tetapi jika tidak
mungkin, maka cukup dengan penyembuhan cara sebelumnya.
Walhamdulillah [13].
5. Dengan obat-obat alami
Di dunia ini terdapat beberapa obat alami yang sangat bermanfaat yang
ditunjukkan olah Al Qur’an dan As Sunnah. Jika seseorang menggunakannya
dengan penuh keyakinan dan kejujuran disertai keyakinan bahwa manfaat
itu hanya dari Allah, maka Allah akan memberikan manfaat padanya, jika
Dia menghendaki. Di sana terdapat obat yang dikombinasi dari rerumputan
dan sejenisnya, yang semuanya itu didasarkan pada pengalaman sehingga
tidak ada larangan untuk memanfaatkannya menurut syariat selama tidak
diharamkan[14].
Diantara pengobatan dan penyembuhan alami yang sangat bermanfaat
dengan izin Allah Ta’ala adalah menggunakan madu, habbatus sauda (jintan
hitam), air zamzam, dan air
hujan. Hal itu didasarkan pada firman Allah
Ta’ala:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا
“Dan dari langit Kami turunkan air yang diberkahi (banyak manfaatnya)…” (QS. Qaaf: 9).
Juga minyak zaitun. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam :
كُلُوا الزَّيْتَ، وَادَّهِنُوا بِالزَّيْتِ، فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ
“
Makanlah oleh kalian minyak (zaitun) dan poleskanlah dengannya,
karena sesungguhnya minyak (zaitun) itu dari pohon yang diberkahi” [15]
Telah terbukti melalui pengalaman, praktek langsung serta melalui kepustakaan, bahwa ia merupakan minyak yang paling bagus [16].
Dan di antara obat alami lainnya adalah: mandi, membersihkan diri, dan memakai wangi-wangian.
***
[bersambung]
Catatan kaki
[1] Lihat
Fathul Baari Syarh Shahih Al Bukhari (IX/62 dan X/208) dan Shahih Muslim (no. 2192 (50-51)).
[2[ Shahih. HR. At Tirmidzi (no. 2083), Abu Dawud (no. 3106) dan Al Hakim (IV/416) dari Ibnu ‘Abbas
radhiallahu’anhu. Lihat
Shahih Al Jami’ish Shaghir (no. 6388).
[3] Shahih. HR. Muslim (no. 2202 (67)), dari Utsman bin Abil Ash Ats Tsaqafi
radhiallahu’anhu
[4] Shahih. HR. Al Bukhari (no. 5743), dan Muslim (no. 2191 (46-49)), dari ‘Aisyah
radhiallahu’anha, lafazh ini milik Al Bukhari.
[5] Shahih. HR. Al Bukhari (no. 3371), dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma.
[6] Shahih. HR. Muslim (no. 2708)
[7] Hasan. HR. Abu Dawud (no. 3893) dan At Tirmidzi (no. 3528).
[8] Hasan. Hr. Ahmad (III/419) dan Ibnus Sunni dalam ‘
Amalul Yaum wal Lailah (no. 637). Lihat Majmauz Zawaid (X/127) dan Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah (no. 2995)
[9] Shahih. HR. Muslim (no. 2713 (61, 63)) dari Abu Hurairah
radhiallahu’anhu.
[10] Shahih. HR. Muslim (no. 2186 (40)) dari Abu Sa’id
radhiallahu’anhu.
[11] Shahih. HR. Muslim (no. 2185 (39)) dari Aisyah
radhiallahu’anha.
[12] Hasan. HR. Ibnu Majah (no. 3527) dari Ubadah bin Ash Shamit
radhiallahu’anhu.
[13] Lihat
Zaadul Ma’ad (IV/125). Dan di sana masih terdapat
beberapa macam pengobatan sihir yang lain setelah kejadiannya, jika
dicoba maka bermanfaat. Lihat juga
Mushannaf Ibni Abi Syaibah (VII/386-287),
Fathul Baari (X/233-234),
Mushannaf Abdirrazzaq (XI/13),
ash Shaarimul Battar (hal. 194-200), dan
Ash Sihru Haqiqatuhu wa Hukmuhu, karya Dr. Misfir Ad Damini (hal. 64-66).
[14] Lihat
Fathul Haqqil Mubiin fii ‘Ilaajisy Syar’i was Sihri wal ‘Ain (hal. 139)
[15]
Hasan li ghairihi. HR. Ahmad (III/497), At Tirmidzi (no.
1851, 1852), dan Ibnu Majah (no. 3319). Lihat Silsilah Al Ahadits Ash
Shahihah (no. 379).
[16] Lihat
Fathul Haqqil Mubiin fii ‘Ilaajisy Syar’i was Sihri wal ‘Ain (hal. 140-145).
—
Disalin ulang dari buku “
Doa dan Wirid” karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, hal. 439-449, cetakan ke-15, penerbit Pustaka Imam Syafi’i.
Sumber : Muslim.or.id
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.